.

Tren Shanghai Fashion Week 2025: Cek Disini!

shanghai fashion week

Shanghai Fashion Week (SHFW) kembali mencuri perhatian dunia mode dengan peragaan musim Spring–Summer 2025 (SS25) yang penuh kejutan, inovasi, dan keberanian kreatif. Digelar di jantung distrik mode Xintiandi dan Taiping Lake Park, acara ini menampilkan puluhan desainer China dan internasional yang menyuguhkan karya-karya berani, estetik, dan kaya makna budaya.

Mengusung tema “Back to Emotion, Forward with Form”, SHFW SS25 menandai transformasi dunia mode China yang tidak hanya fokus pada tren global, tetapi juga semakin percaya diri menampilkan identitas lokal. Artikel ini akan membahas tren-tren utama yang muncul di panggung Shanghai Fashion Week Spring–Summer 2025, serta implikasinya terhadap industri fashion Asia dan dunia.

1. Fringe Mania: Rumbai yang Berbicara

Salah satu tren yang paling mencuri perhatian di SHFW SS25 adalah rumbai panjang atau fringe yang diaplikasikan secara dramatis di berbagai jenis pakaian. Desainer Yuri Xu Zhi, salah satu bintang panggung fashion China, mengeksplorasi fringe sebagai simbol gerakan dan kebebasan emosi.

Tidak hanya menghiasi gaun malam, fringe juga muncul di outerwear, celana, hingga topi. Tekstur rumbai yang dinamis memberikan efek visual yang kuat saat model berjalan di runway, menciptakan siluet yang hidup dan teatrikal.

Makna simbolik: Rumbai dalam konteks ini merepresentasikan lepasnya tekanan emosional dan dorongan untuk mengekspresikan diri, yang sangat resonan dengan generasi muda urban China.

2. Sculptural Downwear: Jaket Puffer Menjadi Kanvas Artistik

Biasanya identik dengan musim dingin, jaket puffer justru tampil dominan di koleksi SS25, namun dengan pendekatan yang lebih eksperimental. Brand seperti Sanqiang dan Jarelzhang menyulap puffer menjadi karya seni wearable dengan bentuk-bentuk skulptural dan volume besar.

Alih-alih fungsionalitas, downwear ini ditujukan sebagai statement fashion: dengan potongan asimetris, struktur geometris, hingga teknik quilting yang unik. Bahkan beberapa tampak menyerupai armor futuristik atau seni kontemporer, menjadikan jaket puffer lebih dari sekadar pelindung dari cuaca.

Catatan penting: Ini menandakan tren fashion yang semakin mendekat ke arah “avant-garde utility” — pakaian fungsional yang tetap modis dan artistik.

3. Boho-Chic & Earth Tones: Kembali ke Nuansa Alami

Dalam kontras yang menenangkan dari desain-desain dramatis, hadir pula tren boho-chic modern dengan warna-warna bumi seperti terracotta, olive green, beige, dan mustard. Koleksi ini hadir dari tangan dingin Xu Zhi, yang menyajikan keseimbangan antara tekstur lembut, flowy fabrics, dan detail bordir etnik.

Motif flora, sulaman tangan, dan layering kain ringan menjadi elemen khas dalam tren ini. Dihadirkan dengan pendekatan kontemporer, gaya bohemian versi SHFW terasa lebih bersih, rapi, dan sophisticated — cocok untuk konsumen Gen-Z dan milenial yang ingin tampil kasual namun tetap berkelas.

Insight: Earth tones dan boho-chic mencerminkan kebutuhan pasar akan fashion yang ramah lingkungan, tenang, dan “slow living”-oriented, yang sedang naik daun di tengah tekanan urbanisasi.

4. Modern Ming: Klasik Cina dalam Wajah Baru

Tren paling mengakar budaya dalam SHFW SS25 adalah kebangkitan gaya klasik China yang dikemas dengan nuansa modern. Dikenal sebagai Modern Ming, gaya ini memadukan elemen pakaian tradisional seperti kerah Mandarin, kancing frog (kancing kait khas China), brokat, dan siluet cheongsam, dengan pendekatan modern dan bahan ringan.

Desain-desain ini muncul dalam warna netral seperti putih tulang, abu-abu batu, dan merah bata, yang menciptakan kesan minimalis namun tetap berwibawa. Ada pula penggunaan pola awan, naga, dan bunga sakura dalam bentuk abstrak.

Pesan budaya: Ini mencerminkan keinginan industri fashion China untuk tidak hanya menjadi pengikut tren Barat, tapi juga memperkenalkan kekayaan tradisi mereka ke panggung global dengan cara yang sophisticated dan relevan.

5. Sustainability dan Material Inovatif

Di balik panggung, SHFW SS25 juga menunjukkan peningkatan dalam penggunaan bahan ramah lingkungan dan proses produksi berkelanjutan. Banyak desainer yang mulai menggunakan katun organik, linen daur ulang, serat bambu, dan pewarna alami.

Brand seperti ICICLE bahkan menampilkan koleksi penuh berbasis filosofi sustainability, memadukan teknik tenun tradisional dan pola potong minim limbah. Isu lingkungan telah menjadi nilai jual penting di pasar China yang semakin sadar akan dampak industri tekstil terhadap bumi.

6. Influencer & Teknologi Mengubah Game Fashion

Tak hanya desainer, Shanghai Fashion Week 2025 juga dipenuhi kehadiran influencer, livestreamer fashion, dan avatar digital. Beberapa brand bahkan melakukan virtual runway show yang disiarkan langsung di platform seperti Taobao Live dan Douyin, memungkinkan interaksi real-time dengan pembeli.

Teknologi seperti AR Try-On, AI Styling Assistant, dan integrasi e-commerce langsung dari runway membuat pengalaman fashion lebih inklusif dan interaktif.

Tren Ini Menuju Global

Meski berakar dari pasar domestik, tren-tren SHFW SS25 kini mulai merambah panggung internasional melalui:

  • Kolaborasi lintas negara (contoh: Angel Chen x H&M)

  • Distribusi global via platform e-commerce

  • Meningkatnya jumlah buyer dari Eropa dan Asia Tenggara yang mencari gaya baru yang tidak klise

Dengan populasi Gen-Z yang konsumtif dan kreatif, serta ekosistem fashion yang berkembang pesat, Shanghai perlahan menjadi pusat mode Asia yang tak kalah dari Paris, Milan, dan New York.

Shanghai, Masa Depan Mode Global

Shanghai Fashion Week Spring–Summer 2025 bukan sekadar pertunjukan tren, tapi juga cerminan dari dinamika sosial, budaya, dan teknologi yang membentuk wajah baru industri fashion China. Dari rumbai teatrikal hingga motif tradisional yang dimodernisasi, setiap koleksi menunjukkan bahwa China tidak hanya mengikuti mode, tetapi juga menciptakannya.

Bagi pebisnis fashion di Indonesia, memahami tren dari SHFW bisa menjadi inspirasi sekaligus peluang. Baik untuk kebutuhan kurasi produk, kreasi lokal yang mengikuti arus, hingga kolaborasi lintas negara, panggung Shanghai jelas layak diperhitungkan.

Ingin jualan fashion dari China?

Kamu bisa membeli koleksi atau aksesoris fashion China langsung dari supplier di platform seperti Alibaba, Taobao, atau Tmall, lalu mengirimkannya ke Indonesia menggunakan jasa cargo China Indonesia yang sudah banyak tersedia. Pastikan memilih forwarder terpercaya yang menawarkan layanan door-to-door, harga transparan, dan bisa membantu proses impor.

Facebook
Twitter
LinkedIn