Politik dumping adalah salah satu kebijakan yang sering terjadi di industri perdagangan. Istilah ini dapat memberikan berbagai dampak, baik itu keuntungan maupun kerugian. Lantas, apa yang dimaksud dengan politik dumping sebenarnya?
KEY TAKEAWAYS -Politik dumping adalah kegiatan menjual produk luar negeri dengan harga lebih murah di negara lain. -Cara kerja dari politik dumping adalah memberikan harga lebih murah dari harga normalnya. -Politik dumping bertujuan untuk menguasai pangsa pasar internasional yang dituju eksportir. |
Pengertian Politik Dumping
Istilah politik dumping sangat terkenal dalam kegiatan perdagangan, khususnya skala internasional. Politik dumping adalah kondisi saat suatu kelompok melakukan ekspor dengan harga rendah dalam pasar luar negeri dan harganya beda jauh dari pasar domestik.
Dengan kata lain, istilah ini lebih merujuk pada kebijakan penjualan produk yang lebih murah dari tempat asalnya. Ini bertujuan untuk menarik perhatian target pasar ekspornya.
Oleh sebab itu, politik dumping memiliki hubungan erat dengan impor dan ekspor. Impor sendiri merupakan produk komoditas dari luar negeri. Sementara itu, ekspor merupakan produk yang dijual ke luar negeri.
Kebijakan ini sering digunakan para eksportir untuk menjual produk dengan harga murah, baik itu dalam kegiatan impor maupun ekspor. Berbagai negara menyatakan bahwa politik dumping dapat merugikan banyak pihak, karena dianggap sebagai diskriminasi harga produk.
Hal tersebut terjadi karena kebijakan ini akan melibatkan volume ekspor secara besar, sehingga mematikan usaha produsen lokal. Selain itu, dumping juga akan mengakibatkan banting harga lebih murah dari harga normal.
Bahkan, organisasi perdagangan dunia yang banyak menampung negara juga tidak menyetujui dumping. Meskipun World Trade Organization Atau WTO tidak menyetujuinya, namun organisasi ini tetap menganggap harga penjualan lebih murah adalah tindakan legal.
Akan tetapi, kebijakan ini akan menjadi masalah serius jika sudah merugikan berbagai pihak, terutama negara. Sebagai contoh, produsen lokal mengalami kerugian besar karena eksportir, sehingga usaha produsen dapat terancam keberlangsungannya atau bahkan mengalami kebrangkutan.
Oleh sebab itu, tidak sedikit negara yang berusaha menentang kebijakan dumping ini. Secara umum, setiap negara akan menetapkan regulasi. Misalnya seperti menetapkan batasan kuota ekspor dan bea cukai anti dumping.
Cara Kerjanya
Umumnya, cara kerja dari politik dumping adalah dengan memberikan harga lebih murah di negara lain. Sehingga, eksportir akan mendapatkan pasar luar negeri. Berbeda dari pasar luar negeri, kemungkinan pasar lokal akan memberikan harga normal atau lebih mahal.
Setelah kebijakan dumping berhasil dilakukan, maka pelaku akan menentukan sikap selanjutnya. Apakah mereka akan tetap menetapkan harga murah atau justru berubah. Itu semua tergantung motif dan tujuan yang ingin pelaku dumping dapatkan.
Tujuan Kebijakan Dumping
Penerapan kebijakan dumping dalam perdagangan internasional memiliki berbagai tujuan tersendiri. Sasaran utamanya adalah mendatangkan keuntungan untuk eksportir. Nah, apa sajakah tujuannya? Berikut uraiannya:
1. Meraup Banyak Keuntungan
Dari setiap kebijakan yang berlaku, pastinya pelaku ingin mendapatkan keuntungan. Nah, tujuan utama dari kebijakan dumping adalah untuk memperoleh keuntungan dari produk yang terjual.
Padahal, seharusnya produk tersebut dapat menjadi investasi cadangan. Misalnya seperti produk yang ada dalam gudang. Karena terjadinya tindakan dumping ini, stok penjualan dapat berubah menjadi usang dengan cepat.
2. Menginvasi Pasar
Tujuan politik dumping selanjutnya adalah menginvasi pasar. Ketika suatu negara melakukan invasi pasar, maka mereka ingin merebut konsumen.
Nah, kebijakan dumping dapat digunakan untuk menarik konsumen melalui harga yang lebih murah. Melalui tindakan ini, maka dapat memunculkan persaingan bisnis yang tidak sehat. Khususnya untuk produsen lokalnya.
3. Mengurangi Stok Produk
Produsen lokal harus memutar akal dalam mengatasi masalah penumpukan barang pada gudang. Mereka harus menetapkan cara paling tepat untuk mengubah stok produk menjadi sumber pemasukan. Inilah mengapa kebijakan dumping muncul, karena eksportir berniat untuk memonopolinya.
Keuntungan dan Kerugian Menerapkan Politik Dumping
Meskipun dianggap diskriminasi harga, namun nyatanya kebijakan dumping dapat memberikan keuntungan. Bukan hanya keuntungan, melainkan juga kerugian. Berikut uraiannya:
1. Menjangkau Pasar Lebih Luas
Adapun beberapa negara yang telah menggunakan kebijakan ini, contohnya seperti Jepang dan China. Bagi mereka, penjualan secara dumping dengan harga lebih murah akan mendatangkan keuntungan yang signifikan.
Mereka menganggap politik dumping dapat memberikan peluang bisnis dan pasar yang lebih luas. Selain itu, jika melakukan kebijakan ini dalam waktu lama, maka negara pelaku eksportir juga akan merasakan keuntungannya.
2. Memenuhi Kebutuhan Negara Lain
Pada sebagian negara importir, kebijakan dumping tidak selalu berdampak buruk. Dumping dapat dilakukan pada negara yang sedang mengalami krisis produksi, sehingga untuk memenuhinya adalah dengan melakukan impor.
Oleh sebab itu, kebijakan dumping ini kerap menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya. Pada sisi lainnya, ada negara yang memiliki kelebihan produksi. Dengan demikian, negara tersebut dapat memenuhi kebutuhan pasar sendiri dan negara lainnya melalui aktivitas ekspor.
Sehingga penjualan lebih murah dari harga normal tidak selalu menjadi negatif. Hal tersebut terjadi karena setiap pasar negara lain tentu memiliki perbedaannya masing-masing. Baik itu impor maupun ekspor.
3. Mematikan Usaha Pesaing
Politik dumping adalah istilah yang sering dianggap sebagai bentuk diskriminasi harga produk, hal ini karena tujuan utamanya untuk menguasai pasar importir. Sehingga secara tidak langsung juga akan mematikan pesaing bisnis, terutama produsen lokalnya.
Jika eksportir dapat menguasai pasar importir dengan mudah, maka kemungkinan produsen lokal dapat tersingkir. Lebih buruknya lagi, bisnis dari produsen lokal bisa bangkrut dan mati.
4. Stabilitas Harga yang Terganggu
Menurut negara importir, kebijakan dumping dapat membuat stabilitas harga menjadi terganggu. Apalagi saat produk dijual dengan harga murah, namun ternyata negara importir memiliki jenis barang yang sama dengan harga normal.
Karena perbedaan harga yang signifikan, tatanan harga produk dapat mengalami kerusakan. Baik itu harga barang ekspor maupun lokal. Jika mengalami kondisi ini, produsen lokal akan merasakan kerugian. Ini karena konsumen akan lebih memilih membeli barang ekspor.
Contoh Politik Dumping
Pernahkah kamu menemui politik dumping di sekelilingmu? Jika belum, mungkin kamu bisa mengetahui beberapa contohnya di bawah ini:
- Ponsel merek asal China, yakni Xiaomi. Penjualannya lebih murah di Indonesia daripada negara asalnya China.
- Karpet China memiliki harga lebih murah dari harga karpet Indonesia.
- China menjual sutra di India dengan harga lebih murah. Padahal India adalah negara dengan penghasil sutra terbaik.
- Turki mendominasi Indonesia dengan menjual terigu murah, sehingga terigu Indonesia kalah saing pada tahun 2009.
Blueray Sebagai Jasa Importir China Terbaik!
Politik dumping adalah cara terbaik untuk meningkatkan kepercayaan pasar internasional. Namun, melakukan kebijakan ini juga perlu hati-hati, karena tanpa persiapan dapat menimbulkan kerugian. Jika lebih bijak dan memiliki batasan, kegiatan ekspor dan impor akan memberi keuntungan.
Penggunaan barang impor dari tahun ke tahun sendiri memang semakin meningkat. Ini didasari kualitas barang yang membuat orang-orang tertarik untuk membelinya. Sehingga mereka rela membayar mahal jasa importir.
China adalah salah satu negara importir yang banyak peminatnya. Apakah kamu sedang mencari jasa importir? Maka cobalah pakai Blueray! Sebagai jasa importir barang China terbaik, Blueray akan menawarkan pelayanan yang mengutamakan kenyamanan konsumen.
Jadi, kamu dapat membeli barang impor dengan mudah dan cepat. Tidak perlu khawatir kerusakan, sebab Blueray akan memastikan barang pesanan memiliki keamanan maksimal!